
Cara Meningkatkan Produktivitas Ayam Pedaging secara Alami
Ayam Pedaging atau Broiler merupakan salah satu ayam ras yang paling sering dipelihara di Indonesia. Ayam ini memiliki kemampuan untuk tumbuh dengan sangat cepat sehingga dapat menghasilkan daging dalam waktu yang relatif singkat. PT. SADITA INDONESIA memperhatikan pentingnya peningkatan produktivitas, kuantitas, kualitas, dan efisiensi usaha peternakan ayam broiler secara alami dan non-kimia. Dalam artikel ini, kami akan membahas cara-cara untuk meningkatkan produktivitas ayam pedaging secara alami.
Table of Contents
ToggleBibit yang Baik
Pemilihan bibit ayam broiler yang baik sangatlah penting untuk memulai usaha peternakan yang sukses. Bibit yang baik memiliki beberapa ciri khas, diantaranya sehat dan aktif bergerak, tubuhnya gemuk dengan bentuk tubuh yang bulat, bulunya bersih dan mengkilap, hidungnya bersih, mata yang tajam dan bersih, serta lubang kotorannya (anus) bersih.
Kondisi Teknis yang Ideal
Lokasi kandang merupakan faktor penting dalam keberhasilan usaha peternakan ayam broiler. Lokasi kandang ideal harus berada di daerah yang jauh dari pemukiman penduduk, mudah dicapai sarana transportasi, terdapat sumber air yang mencukupi, serta arah kandang yang membujur dari timur ke barat. Pergantian udara dalam kandang juga sangat penting, karena ayam membutuhkan oksigen untuk bernapas dan mengeluarkan karbon dioksida. Ventilasi kandang haruslah baik agar kebutuhan oksigen selalu terpenuhi.
Kemudahan mendapatkan sarana produksi juga harus menjadi pertimbangan dalam memilih lokasi kandang. Kandang sebaiknya dekat dengan poultry shop atau toko sarana peternakan. Selain itu, suhu udara dalam kandang juga harus dijaga agar tetap stabil dan sesuai dengan umur ayam. Suhu ideal kandang pada umur perkembangan adalah:
Umur (hari) | Suhu ( 0C ) |
01 – 07 | 34 – 32 |
08 – 14 | 29 – 27 |
15 – 21 | 26 – 25 |
21 – 28 | 24 – 23 |
29 – 35 | 23 – 21 |
Tata Laksana Pemeliharaan
Kandang Ayam Broiler: Jenis Kandang, Pakan, dan Efisiensi Pakannya
Jenis Kandang Kandang ayam broiler tersedia dalam dua tipe, yaitu panggung dan litter. Kandang panggung memiliki lantai yang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah. Selain itu, kandang panggung tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien. Namun, biaya pembuatan kandang panggung lebih mahal dibandingkan dengan kandang litter. Kandang litter lebih banyak dipakai peternak karena lebih mudah dibuat dan lebih murah.
Untuk menjaga kehangatan pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik. Hal ini bertujuan agar energi yang diperoleh dari pakan dapat digunakan untuk pertumbuhan ayam, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2. Jika kepadatan kandang melebihi angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama pada siang hari pada umur dewasa. Hal ini menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat, dan mudah terserang penyakit.
Pakan
Pakan merupakan 70% biaya pemeliharaan. Oleh karena itu, pakan yang diberikan harus memberikan nutrisi yang dibutuhkan ayam, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Hal ini akan membantu meningkatkan pertambahan berat badan ayam perhari (Average Daily Gain/ADG). Pemberian pakan dengan sistem ad libitum (selalu tersedia/tidak dibatasi) sangat dianjurkan.
Jika menggunakan pakan dari pabrik, maka jenis pakan disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam. Terdapat dua tahap dalam memberikan pakan. Tahap pertama disebut tahap pembesaran (umur 1 sampai 20 hari), yang harus mengandung kadar protein minimal 23%. Tahap kedua disebut penggemukan (umur diatas 20 hari), yang memakai pakan berkadar protein 20%. Jenis pakan biasanya tertulis pada kemasannya.
Selain itu, dapat dilakukan penambahan BIOMIX VIT lewat air minum dengan dosis 1 – 2 cc/liter air minum untuk memberikan berbagai nutrisi pakan dalam jumlah cukup untuk membantu pertumbuhan dan penggemukan ayam broiler. Dapat juga digunakan DITABOLASE sebagai suplemen khusus ternak dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari, yang mempunyai kandungan nutrisi lebih banyak dan lengkap.
Efisiensi Pakan Efisiensi pakan dinyatakan dalam perhitungan FCR (Feed Conversion Ratio). Cara menghitungnya adalah jumlah pakan selama pemeliharaan dibagi total bobot ayam yang dipanen. Efisiensi pakan yang baik adalah jika FCR semakin kecil, artinya semakin sedikit pakan yang dibutuhkan untuk mencapai pertumbuhan yang optimal.
Vaksinasi Ayam Petelur
Vaksinasi merupakan salah satu hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeliharaan ayam petelur. Salah satu vaksinasi yang penting dilakukan adalah vaksinasi ND/tetelo. Vaksinasi ini dilakukan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata menggunakan vaksin ND strain B1, dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum.
Pemeliharaan Ayam Petelur
Minggu Pertama (Hari ke-1-7)
Pada minggu pertama, ayam petelur perlu dipindahkan ke indukan atau pemanas. Segera berikan air minum hangat yang dicampur dengan BIOMIX dengan dosis +1-2 cc/liter air minum atau DITABOLASE dengan dosis +1 cc/liter air minum/hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Berikan pakan sesuai kebutuhan, yaitu 13 gr per ekor atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles).
Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen, berikan air minum dingin dengan penambahan BIOMIX dengan dosis 1-2 cc/liter air minum atau DITABOLASE dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Lakukan vaksinasi pertama pada hari ke-4.
Minggu Kedua (Hari ke-8-14)
Pada minggu kedua, pemeliharaan masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam.
Minggu Ketiga (Hari ke-15-21)
Pada minggu ketiga, pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Pada akhir minggu (umur 21 hari), dilakukan vaksinasi kedua menggunakan vaksin ND strain Lasotta melalui suntikan atau air minum. Jika menggunakan air minum, sebaiknya ayam tidak diberi air minum untuk beberapa saat lebih dahulu, agar ayam benar-benar merasa haus sehingga akan meminum air yang mengandung vaksin sebanyak-banyaknya. Perlakuan vaksin tersebut juga tetap ditambah BIOMIX atau DITABOLASE dengan dosis tetap.
Minggu Keempat (Hari ke-22-28)
Pada minggu keempat, pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal
Minggu Kelima (hari ke 29-35): Tatalaksana Lantai Kandang
Pada minggu kelima, tatalaksana lantai kandang menjadi hal yang penting. Hal ini disebabkan oleh jumlah kotoran yang dikeluarkan oleh ayam yang sudah semakin banyak. Untuk menjaga kandang tetap kering, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai secara berkala.
Selain itu, kebutuhan pakan yang dibutuhkan oleh ayam petelur pada minggu kelima adalah sebesar 88 gram per ekor atau setara dengan 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Hal ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan mempercepat pertumbuhan ayam.
Pada umur 35 hari, penting dilakukan sampling penimbangan ayam untuk memastikan bobot badan ayam yang optimal. Ayam dengan pertumbuhan yang baik dapat mencapai bobot badan sebesar 1,8 – 2 kg. Dalam kondisi tersebut, ayam sudah siap dipanen.
Minggu Keenam (hari ke-36-42): Kontrol Terhadap Ayam dan Lantai Kandang
Jika ingin mendapatkan bobot ayam yang lebih tinggi, kontrol terhadap ayam dan lantai kandang tetap harus dilakukan dengan baik. Pada umur 6 minggu atau hari ke-36-42, ayam petelur dengan pertumbuhan yang baik sudah dapat mencapai bobot badan sebesar 2,25 kg.
Untuk memastikan ayam tetap sehat dan pertumbuhannya optimal, pastikan kualitas pakan yang diberikan berkualitas dan memenuhi kebutuhan nutrisi ayam. Selain itu, lakukan tatalaksana kandang secara teratur dan bersihkan kandang secara berkala untuk menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ayam.
Cara Mengatasi Penyakit yang Sering Menyerang Ayam Broiler
Ayam broiler sering menjadi pilihan peternak untuk dijadikan bisnis ternak. Namun, meskipun memiliki potensi besar, masih banyak tantangan yang harus dihadapi, seperti serangan penyakit yang dapat mengakibatkan kematian massal ayam dan merugikan peternak. Oleh karena itu, dalam artikel ini akan dibahas beberapa penyakit yang sering menyerang ayam broiler beserta cara mengatasinya.
- Tetelo (Newcastle Disease/ND) Tetelo adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Paramyxo yang bersifat menggumpalkan sel darah. Gejala yang muncul adalah ayam sering megap-megap, nafsu makan turun, diare, dan senang berkumpul pada tempat yang hangat. Setelah 1-2 hari muncul gejala syaraf, yaitu kaki lumpuh, leher berpuntir, dan ayam berputar-putar yang akhirnya mati. Penularan mudah terjadi melalui kotoran dan pernafasan. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, maka untuk mengurangi kematian, ayam yang masih sehat divaksin ulang dan dijaga agar lantai kandang tetap kering.
- Gumboro (Infectious Bursal Disease/IBD) Gumboro merupakan penyakit yang menyerang sistem kekebalan tubuh yang disebabkan oleh virus golongan Reovirus. Gejala diawali dengan hilangnya nafsu makan, ayam suka bergerak tidak teratur, peradangan disekitar dubur, diare dan tubuh bergetar-getar. Sering menyerang pada umur 36 minggu. Penularan dapat terjadi secara langsung melalui kotoran dan tidak langsung melalui pakan, air minum, dan peralatan yang tercemar. Belum ada obat yang dapat menyembuhkan, yang dapat dilakukan adalah pencegahan dengan vaksin Gumboro.
- Penyakit Ngorok (Chronic Respiratory Disease) Penyakit Ngorok disebabkan oleh bakteri Mycoplasma gallisepticum dan merupakan infeksi saluran pernapasan. Gejala yang nampak adalah ayam sering bersin dan ingus keluar lewat hidung serta ngorok saat bernapas. Pada ayam muda, penyakit ini menyebabkan tubuh lemah, sayap terkulai, mengantuk, dan diare dengan kotoran berwarna hijau, kuning keputih-keputihan. Penularan melalui pernapasan dan lendir atau melalui perantara seperti alat-alat. Pengobatan dapat dilakukan dengan obat-obatan yang sesuai.
- Berak Kapur (Pullorum) Berak Kapur disebut juga penyakit berak kapur karena gejala yang mudah terlihat adalah ayam diare mengeluarkan kotoran berwarna putih dan setelah kering menjadi seperti serbuk kapur. Disebabkan oleh bakteri Salmonella pullorum, kematian dapat terjadi pada hari ke-4 setelah infeksi
Pentingnya Pencegahan dengan Sanitasi Kandang yang Tepat Untuk Kesehatan Ayam
Kematian ayam seringkali terjadi karena kurangnya perawatan dan sanitasi kandang yang buruk. Virus dan bakteri mudah menyebar melalui kotoran, dan dapat menyerang ayam yang lemah atau stres. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencegahan dengan melakukan sanitasi kandang yang baik dan teratur.
1: Faktor Penyebab Ayam Mudah Terkena Penyakit
Kotoran dan kondisi lantai kandang yang buruk dapat membuat ayam mudah terkena penyakit. Suhu yang tidak sesuai, terlalu panas atau terlalu dingin, juga dapat membuat ayam lemah dan stres. Virus dan bakteri yang menyerang ayam sangat sulit disembuhkan, sehingga pencegahan adalah hal yang paling penting.
2: Peran Sanitasi dan Ventilasi Kandang dalam Pencegahan Penyakit Ayam
Sanitasi kandang yang baik dan teratur dapat mencegah penyebaran virus dan bakteri. Pembersihan kandang harus dilakukan secara rutin, dan kotoran harus dibuang dengan benar. Ventilasi yang baik juga penting untuk menjaga suhu yang sesuai dan mencegah penyebaran penyakit.
3: Pemberian BIOMIX VIT dan Hormonik untuk Meningkatkan Kesehatan Ayam
Pemberian BIOMIX VIT yang mengandung berbagai mineral penting dan protein nabati dapat meningkatkan pertumbuhan dan ketahanan tubuh ayam. BIOMIX VIT juga dapat mengurangi kadar kolesterol dan bau kotoran. Untuk hasil yang lebih optimal, BIOMIX VIT dapat dicampur dengan Hormonik atau Asam Amino.
4: Manfaat DITABOLASE sebagai Suplemen Ternak
DITABOLASE merupakan suplemen khusus ternak yang mengandung mineral penting, asam amino utama, dan vitamin lengkap untuk menjaga kesehatan dan ketahanan tubuh ayam. Suplemen ini dapat membantu memperkuat tulang, organ luar dan dalam, pembentukan darah, dan organ tubuh lainnya.
5: Cara Melakukan Sanitasi Kandang yang Tepat
Sanitasi kandang harus dilakukan setelah panen dengan beberapa tahap, yaitu pencucian kandang dengan air bersih, pengapuran dinding dan lantai kandang, serta penyemprotan formalin untuk membunuh bibit penyakit. Setelah itu, kandang harus dibiarkan kosong selama minimal 10 hari untuk memutus siklus hidup virus dan bakteri.
Pencegahan dengan sanitasi kandang yang baik dan teratur merupakan hal yang sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keberhasilan budidaya ayam. Dengan melakukan sanitasi yang tepat dan memberikan suplemen yang sesuai, ayam dapat tumbuh sehat dan kuat, sehingga menghasilkan produk yang berkualitas dan menguntungkan.